Sabtu, 22 Agustus 2009

Ungkapan-Ungkapan Yang Menginspirasi.

Sikap anda dapat menjadi sahabat terbaik atau musuh terburuk anda, modal yang paling berharga atau hutang yang paling besar.

Hati adalah ukuran yang membedakan antara kebaikan dengan kehebatan. Anda bosan hidup ? mungkin pengharapan anda sudah pensiun. Tidak ada jalan pintas ke mana pun yang pantas dilalui.
Orang yang pandai dalam membuat alasan, jarang pandai dalam bidang lainnya.
Kita membentuk kebiasaan terlebih dahulu, sebelum kebiasaan itu akhirnya membentuk siapa kita.
Seseorang akan berhenti mengembangkan diri saat pengorbanan yang diperlukan terlalu besar. Setiap kali semuanya terasa mudah, saat itulah lebih baik anda memeriksa dan mewaspadai, jangan-jangan anda sedang bergerak mundur.
Apabila impian anda tidak membuat anda harus mengorbankan sesuatu, itu hanyalah sekedar lamunan. Sembilan puluh sembilan persen kasus kegagalan terjadi pada orang yang terbiasa membuat alasan.
Lakukan apa yang anda dapat, dengan apa yang anda punya, di mana pun anda berada.
Saat berhenti melakukan apa-apa, anda memulai proses kematian.
12. Hidup yang mencari kesenangan, pada umumnya berakhir dengan penyesalan.
13. Kesalahan terbesar yang kita perbuat dalam hidup ini, adalah takut membuat kesalahan.


By;John Maxwell.

Rabu, 19 Agustus 2009

Marhaban Yaa Ramadhan

Marhaban Yaa Ramadhan. Seluruh umat Islam menyerukan Marhaban Yaa Ramadhan. Segala puji dan syukur hanya kepada Allah Swt, atas karunia Ramadhan yang kembali diberikan kepada kita.
Berdoalah dan bersyukurlah kepada Allah, yang telah memberikan kesempatan kepada kita, untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat wal’afiat, dengan keadaan sehat tentu kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir.
Al-Imam Nawawi dalam Kitab Adzkar-nya : Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukannya, untuk bersujud kepada Allah Swt sebagai tanda syukur, dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan ke-Agungan-Nya.
Dan diantara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba, adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. [Q.S. An-Nur (24): 31 “ Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.
Sambutlah Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih, dengan tekat meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk, bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan, karena Ramadhan adalah bulan taubat kepada Allah Swt, dan taubatan Nashuha kepada Rasulullah Saw.
Dengan jalankan sunnah-sunnahnya, kepada orangtua, suami, istri-anak, karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi, kepada masyarakat dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. manusia yang paling baik adalah orang yang mau memperbaiki kesalahan dan bermanfaat bagi sesama.
Bersiaplah menyambut Ramadhan 1430.H dengan segenap keikhlasan dan ketulusan.

Selasa, 18 Agustus 2009

Ucapan yang tidak pada tempatnya.

Kesalah pahaman dan Permusuhan timbul gara-gara Ucapan yang tidak pada tempatnya. mengapa begitu??
Ada pepatah mengatakan : Ucapan dapat membawa kebaikan, tetapi juga dapat menjadi penyebab kematian,kesengsaraan,dan persahabatan. Ucapan juga dapat menjadi penyebab malu. ciri orang yang ber Ilmu luas adalah bahasa yang dapat membuat tentram dan menggembirakan hati orang lain.
Memang seringkali pertengkaran,kesalah pahaman,dan permusuhan besar muncul gara-gara yang tidak pada tempatnya. Mereka yang suka mengumbar omongan, sering jadi kurang waspada, sehingga mudah menyinggung,merendahkan,atau melecehkan orang lain.
Sekilas, masalah seperti ini tampak sepele,tetapi bisa fatal akibatnya. Untuk itu alangkah baiknya apabila setiap saat kita bisa mengendalikan diri,tahu kapan dan mengapa harus bicara. bahkan terkadang diam adalah sikap yang paling bijak.
Secara sederhana,pola komunikasi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu pola komunikasi positif, dan pola komunikasi negatif. pola komunikasi positif hampir dipastikan mendatangkan output positif seperti sikap kooperatif, kerjasama, kesepahaman,ketulusan, dan toleransi.
Sebaliknya, pola komunikasi negatif hampir dipastikan membawa akibat-akibat negatif seperti; kesalah pahaman, kebencian, kecurigaan, keragu-raguan, permusuhan,dan dendam.
Memang ketrampilan berkomunikasi sangatlah penting dalam meraih kemajuan.
Dalam lapangan kehidupan apapun, bisnis, politik, sosial kemasyarakatan, hubungan antar pribadi, atau hubungan dalam rumah tangga. Keterampilan berkomunikasi ternyata berperan sangat vital.
Keterampilan berkomunikasi secara positif merupakan syarat mutlak bagi kita dalam bidang apapun,sebab itulah, mari kita mulai mengembangkan pola komunikasi positif dengan orang-orang terdekat kita, dengan teman-teman, rekan kerja, relasi bisnis, dan pihak-pihak lain yang relevan dengan aktivitas kita sehari-hari,agar kualitas pergaulan kita terpelihara dengan baik.

Cara menghilangkan stress

Tips Menghilangkan Stress.
Yang namanya stress sering kali mendatangi semua orang,terutama para remaja dan orangtua. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena terlalu sibuk bekerja, dengan kata lain tidak ada wktu luang untuk bersantai. Bila sudah begitu, stress yang datang menghampiri.
Stress juga timbul apabila ada orang yang memaksakan kehendaknya pada kita,dan membebani pikiran kita dengan kesulitannya. Untuk itu belajarlah mengatakan “ tidak “ karena hal ini lebih baik daripada kita menderita dalam hati.
Tisp menghilangkan stress sebagai berikut :
1. Hindari sikap terburu-buru, cepat boleh,tetapi jangan terburu-buru, sebab Tindakan itu akan menjurus pada kesalahan, penyesalan, dan stress.
2. Jangan menyesali kesalahan di masa lalu dengan cara yang berlebihan. Perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam karena hal itu tentu akan menguras segenak pikiran kita.
3. Fokuskan pikiran kita pada masa depan, buang semua pikiran yang negatif,ganti dengan memikirkan hal-hal yang positif.
4. Jangan pernah menyimpan kemarahan, apalagi mendendam. Sebaiknya utarakan kemarahan kita pada orang yang bertanggung jawab atas terjadinya hal tersebut.
5. Hadapi segala masalah dengan santai dan tenang, tanpa melupakan masalah itu sendiri.
6. Usahakan mengerjakan dan memikirkan sesuatu yang membuat hati kita senang, dan gembira, sebab hanya itu obat untuk hati yang gundah.
7. Luangkan waktu setiap hari untuk kegiatan yang membuat badan dan pikiran kita fresh kembali misal; jalan santai, senam, atau bersepeda santai pada pagi hari.
8. Bersyukur, tetap berusaha, dan jangan lupa, serahkan setiap apapun yang kita kerjakan hanya kepada Allah SWT. Semoga bermanfaat.

Minggu, 16 Agustus 2009

On Material Goods.

1. Wealth is necessary but you shall not boast of it, rank and position are necessary but you shall not put them in display, as you may slip to fall if tou doso.
2. you shall not covet the belonging of others, as wealth and woman may arouse conflicts amongst the wise, and also inflicts evil to your heart.
3. You shall not be presumptuous of your being wealthy, lest you will be frustrated, as existing situtions may be destroyed.
4. You shall not take pleasure in displaying your wealth and boasting of your position, as wealth may go and position may pass.
5. You shall not love evil wealth.
6. You shall not like a person who, for the sake of wealth, is prodigally satisfying his passion, as his wealth is probably impure and may lead to ill-fate.
7. You shall not lead a hermit life with the sole aim of seeking wealth, as such deed may eventually cause disrepute.
8. You shall not lead a hermit life with the sole aim of seeking rank and position, it may make you slip to fall.



By: Butir-butir Kebudayaan Jawa
Almarhum.Bpk.H.M.Soeharto




Kebendaan,Harta,derajat dan Pangkat.


1. Jangan menyombongkan harta benda, jangan memamerkan derajat dan pangkat meskipun pangkat dan derajat itu perlu, sebab dapat menggelincirkan dirimu pribadi.
2. Jangan menginginkan kepunyaan orang lain, sebab harta benda dan wanita itu dapat membuat pertengkaran orang pandai-pandai, lagi pula dapat membuat hati nista.
3. Jangan membanggakan diri menjadi orang kaya supaya tidak kecewa dibelakang hari.Sebab keadaan ini semua dapat rusak.
4. Jangan senang memamerkan harta benda dan menyombongkan pangkatnya, sebab harta itu dapat habis dan derajat dapat hilang.
5. Jangan suka terhadap harta yang tidak baik
6. Jangan suka terhadap orang yang sedang melampiaskan hawa nafsu lantaran banyak hartanya, sebab harta tadi dapat mencelakakan, kalau harta tadi bukan harta yang bersih.
7. Jangan menjalankan tapa brata hanya untuk mencari kekayaan, sebab hal demikian itu malah membuat hina di kemudian hari.
8. Jangan hanya menjalani tapa brata untuk mencari derajat dan pangkat, sebab dapat menggelincirkan dirimu sendiri.


By: Butir-Butir Kebudayaan Jawa.
Almarhum,Bpk.H.M.Soeharto.

Sabtu, 15 Agustus 2009

INTRODUCTION. (BUTIR-BUTIR KEBUDAYAAN JAWA)

The Indonesia people have for ages lived a religious life; they have been living a life based on the belief in God the Almighty, Creator of the universe and all that is therein. Although He who rules the universe is invisible to man, man can believe in His nature, i,e. that the Lord is all-perfect, perfect, and good. Conscientious of his being the Lord’s creator when the time comes for him to leave this “alam madya” (the intermediate universe) for the “alam wasana” (the ultimate universe), the eternal universe.
Man will come to the ultimate and he aspires to, if during his life in the “alam madya”_in this world_he leads a life inspired by the nature of the Lord, i,e. to be “good”, in the essence of its meaning. His entire thought, aspirations and speech must be guided by the essence of virtue, his mind noble, his heart generous. To be essentially good means to be good not merely for one’s own sake but for the sake of others as well.
Whether or not man will reach his ultimate goal depends on how he makes use of the means the Lord has endowed him with, i.e. his five senses, his thought, his feeling, and his two antagonistic passions, one for virtue and the other for evil.
Man should at all times render grace to the almerciful Lord for havng made it easy for him by giving him religious precepts through the Prophet, the Apostle His messenger, and through his Holy Book.
The almerciful lord gives man His guidance to acquire a full life, in the physical as well as in the spiritual sense, in this world as well as in the world after.
The Unitary Republic of Indonesia which is based on “Pancasila”_Belief in the One Spreme God; Just and civilized Humanity ; The unity of Indonesia; Democracy which is guided by the inner wisdom in the unanimity arising out of deliberations amongst representatives; social justice for the whole of the People of Indonesia_provides guarantee for the people to live their religious life.
The state protects religious life that is practised by religious followers for the splendour of their respective religious as well as for devotion, and in accordance with the teachings of each religious.
Maxims in the javanese culture “Pituduh” (moral guidance), as “Wewaler” (Prohibitions), would make it easier for Indonesias to nurture a noble mind and a generous heart, i,e. to develop one self to be essentially good, and thus it will for him to develop a conscience necessary to lead a Pancasila_based civic and social life. Amen.




By: Butir-Butir Budaya Jawa.
Almarhum. Bpk.H.M.Soeharto.

Jumat, 14 Agustus 2009

Lebih Sekedar Nasehat Dari Seorang Teman

Mana ada orang hidup di dunia ini yang tidak pernah punya masalah, tidak pernah berhadapan dengan problem? tentu tidak ada, semua orang punya masalah, justru dengan adanya masalah itulah yang bisa membentuk hidup kita lebih berarti.
Hidup ini memang penuh dengan tantangan. setiap kejadian selalu memberi hikmah, karena itu syukurilah kebahagiaan tidak datang begitu saja, semuanya perlu proses. asal kita yakin bahwa setiap masalah pasti ada solusi, itulah romantika hidup.
Mungkin sebagian orang mengangap saya mempermalukan, tetapi saya sebenarnya membantu dia mempunyai persepsi baik, hanya dalam persepsi yang baik, kita dapat mengatasi masalah dengan baik.
Masalah tidak akan mungkin bisa selesai, bila kita hanya pasrah, berdiam diri tanpa berusaha melakukan sesuatu/mencari solusi yang terbaik. apapun masalahnya kita harus memiliki keyakinan bahwa kita sanggup mengatasinya.
Seperti juga saya, banyak orang ingin mengubah apa yang dirasakan, tetapi tidak dapat. cara tercepat mengubah apa yang dirasakan adalah mengubah fokus.
kita harus memfokuskan apa yang dapat dikerjakan dan dikendalikan.
Fokus pada segala yang disukai yang membuat kita, keluarga, teman merasa senang dan bahagia.mengubah arah pikiran kita pada hal-hal yang positif. bukan yang negatif, atau yang menakutkan kita.
Mengendalikan; jika kehilangan kendali, seseorang justru menghilangkan apa yang diinginkan. artinya; bukan solusi yang didapat tetapi sebaliknya, masalah semakin rumit, semakin berat dan semakin sulit dipecahkan.
Sering kali ada waktu luang antara kapan mengarahkan fokus dan kapan pengalaman terjadi. oleh karena itu segeralah memfokuskan apa yang anda inginkan dan jangan menunggu terlalu lama untuk memecahkan masalah.
Bagaimana dengan anda? Jika ada masalah fokuskan pada solusi, apapun yang anda pikirkan paling baik, hasilnya dapat dipetik. saya yakin, jika kita mengubah fokus, realita akan berubah banyak, artinya sama dengan belajar mempertanggung jawabkan hidup kita sendiri.

Selasa, 11 Agustus 2009

The Media And The Democratic Prosess.

There is five functions of the communication media in ‘ideal type’ democratic societies:
• First, they must inform citizens of what is happening around them (what we may call the ‘surveillance’ or ‘monitoring’ functions of the media).
• Second, they must educate as to the meaning and significance of the ‘facts’ (the importance of this function explains the seriousness with which journalist protect their objectivity, since their value as educators presumes a professional detachment from the issues being analysed).
• Third, the media must provide a platform for public political discourse, facilitating the formation of ‘public opinion’, and feeding that opinion back to the public from when it came. This must include the provision of space for the expression of dissent, without which the notion of democratic consensus would be meaningless.
• The media’s fourth function is to give publicity to governmental and political institutions – the ‘watchdog’ role of journalism, exemplified by the performance of the US media during the Watergate episode and, more recently, the British Guardian’s coverage of the cash-for-questions scandal, in which investigative journalist exposed the practice of members of parliament accepting payment for the asking of parliamentary questions. The post-1997 Labour government of Tony Blair has also seen its relationship with lobbyist and financial backers subjected to critical scrutiny. ‘Public opinion’ can only matter have an influence on ‘objective’ political reality – to the extent that ‘the acts of whoever holds supreme power are made available for public scrutiny, meanig how far they are visible, ascertainable, accesible, and hence accountable’ (Bobbio, 1987, p. 83). There must be, to use Mikhail Gorbachev’s famous formulation, a degree of ‘opennes’ surrounding the activities of the political class if the ‘public opinions’ of the people are to have any bearing on decision-making.
• Finally, the media in democratic societies serve as a channel for the advocacy of political viewpoints. Parties require an outlet for the articulation of their policies and programmes to a mass audience, and thus the media must be open to them. Furthermore, some media mainly in the print sector, will actively endors one or other of the parties at sensitive times such as elections. In this latter sense, the media’s advocacy function may also be viewed as one of persuasion.

For these functions to be performed adequately, and thus for a real ‘public sphere’ to exist (and, by extension, ‘real’ democracy), a number of conditions have to be met. For Habermas, the political discourse circulated by the media must be comprehensible to citizens. Hauser summarises Habermas’s views thus:

[F]irst, the [public sphere] must be accessible to all citizens. ……… Second, there must be access to information must be accessible to those who can be influenced by it …… [and] there must be institutionalised guarantees for [the public sphere] to exist.
(Quoted in Cooper, 1991, p. 32)

you can become the person you want to be

You Can Become The Person You want To Be Know your true self though the potencies that are inherent in each of us. Have courage to set down your goals.
Have faith and confidence that you can be successful.
In terms of improving ourselves, we need what we call success character. Positive thinking, enthusiasm, potimism, discipline, responsibility, trustworthy, etc which are maintained from time to time and improved continuously.
Diligently we do something, the more often we repeat an action, our mastery and ability towards that specific action are to be perfected,if we turn that into habit,and along the process we have the effort to enhance quality of the performance, we can be sure that our skill will also be perfected.
things which look difficult in the beginning because we are not used to doing it, finally will become something easy and sometimes even turn out to work out automatically. others who are not used.
To doing it will think that this kind of mastery results from repeated habits is something special.

Keinginan,Harapan,atau Cita-cita !

Cita-cita,impian,burning desire,visi,obsesi atau apapun istilah sejenisnya,merupakan salah satu motor penggerak Motivasi manusia.
Dan cita-cita memang menjadi faktor pembeda antara manusia dengan mahkluk ciptaan yang lain.

Hampir semua orang (paling tidak merasa) punya cita-cita.
Cita-cita yang dimaksud tentu bukanlah sembarang cita-cita,telaah dengan seksama,cita-cita itu harus menunjukkan Kriteria tertentu untuk layak disebut cita-cita.
Yakni: Memberikan dampak emosional yang kuat,dan membangkitkan daya juang untuk menerobos berbagai kendala,dan halangan yang merintangi jalan untuk mencapainya.
bila tidak didasari hal seperti diatas,maka hal itu akan berubah menjadi sekedar khayalan kosong belaka.

Tiga(3) langkah awal.
1.Potensi.
Kenali potensi diri pribadi secara mendalam.
Kebanyakkan orang yang sukses meraih cita-cita mereka,karena mereka mengetahui benar apa potensi terbaik yang dimiliki,potensi-potensi yang anda miliki dapat mengubah hidup dalam segala kondisi.mengambil keputusan, dan commit berusaha memenuhi dengan apa yang dimiliki.

2.Yakini.
Keyakinan merupakan kepercayaan dengan apa yang dilakukan,buatlah keputusan,apapun bentuknya keputusan anda,yakini anda dapat melakukannya dengan mudah.usaha menggapai tujuan yang konsisten,menyeluruh,disiplin,dan fleksibel akan membuahkan hasil yang diinginkan,asalkan anda yakin setiap masalah pasti ada solusi.

3.Fokus.
Cara tercepat mengubah apa yang dirasakan adalah mengubah fokus.anda dapat merealisasikan harapan atau keinginan dengan mengubah persepsi dan tindakan,yang penting bukan apa yang diperbuat kemarin,tetapi sekarang.
Fokuskan apa yang dikerjakan sekarang untuk meraih cita-cita anda.

Kamis, 06 Agustus 2009

Wortel dan Manfaatnya

Siapa sih yang gak kenal wortel ? sayur sup pake wortel,acar pake wortel,isi lumpia juga ada yang pake wortel,dimakan mentah sehat, dimasak macam-macam juga enak kok.

tapi kenapa masih ada juga orang yang gak doyan bahkan anti makan wortel.

umbi berwarna orange dengan nama latin (Dacus carota) ini ternyata memiliki kandungan kimia yang tidak sedikit bagi kesehatan tubuh kita,diantaranya : gula,karotin,pektin,aspargin,serat,lemak,hidrat arang,fosfor,kalsium,besi,sodium,asam animo,minyak esensial dan betakarotin. kandungan vitaminya : A,B,C,D,E,dan K.

bijinyapun ternyata tak kalah hebat manfaatnya seperti : flavonoid,minyak atsiri,termasuk pinen,asaron,limonen,asam tiglat,azaron,bisabol,dan meristisin yang khasiatnya memberi efek aprodisiak. sementara daun wortel juga mengandung paspirine.

Untuk apa saja manfaat-manfaatnya bagi kesehatan tubuh kita?

zat-zat yang terdapat pada wortel ini sangat dibutuhkan dalam memicu fungsi kerja kelenjar endoktrin,khususnya kelenjar andrenalin dan kelenjar kelamin,juga berkhasiat menyuburkan sistem reproduksi.

kalium dalam pembentukan tulang,anti kanker,mengatasi tukak lambung,amandel,gangguan kerongkongan dan pernapasan.

mencegah konstipasi (sembelit),anti oksidan,meningkatkan sistem kekebalan tubuh,dan menghaluskan kulit. kandungan karotin wortel ini juga baik untuk kesehatan mata.mencegah terjadinya rabun senja dan memperbaiki fungsi penglihatan yang lemah.

Seperti yang kita ketahui,kekurangan vitamin A,atau yang dikenal dlm istilah kedokteran sebagai Avitaminosis A,dapat menyebabkan buta ayam atau rabun senja.

Wortel bisa mengatasinya,kandungan pectin baik untuk menurunkan kolesterol darah,serat yang tinggi


Sabtu, 01 Agustus 2009

Public Opinion And The Public Sphere

The importance of an informed, knowledgeable electorate dictates that democratic politics must be pursued in the public arena (as distinct from the secrecy characteristic of autocratic regimes). The knowledge and information on the basis of which citizens will make their political choices must circulate freely and be available to all.
But democratic policies are public in another sense too. While democratic theory stresses the primacy of the individual, the political process nevertheless demands that individuals act collectivelly in making decisions about who will govern them. The private political opinions of the individual become the public opinion of the people as a whole, which may be reflected in voting patterns and treated as advice by existing political leaders. Public opinion, in this sense, is formed in what German sociologist Jurgen Habermas has called ‘the public sphere’.

By the public sphere we mean first of all a realm of our social life in which something approaching public opinion can be formed…………. Citizens behave as a public body when they confer in an unrestricted fashion – that is, within the guarantee of freedom of assembly and association and the freedom to express and publish their opinions.
(Quoted in Pursey, 1978, p. 89)

Habermas locates the development of the public sphere in eighteenth-century Britain, where the first newspapers had already begun to perform their modern function of supplying not only information but also opinion, comment, and criticism, facilitating debate amongst the emerging bourgeois and educated classes. Quoting Thomas McCarthy, Habermas shows how these new social forces gradually replaced a political system ‘in which the [autocratic] ruler’s power was merely represented before the people with a sphere in which state authority was publicly monitored through informed and critical discourse by the people’ (quoted in Habermas, 1989, p. xi). In the coffe-house and salon cultures of Britain and France, debate and political critique became, for the first time, pupblic property (meaning, of course, the bourgeois public, which excluded the mass of poor and illiterate underclasses). According to Habermas, the first use of the term ‘public opinion’ was documented in 1781, referring to ‘the critical reflection of a [bourgeois] public competent to form its own judgments.
The public sphere, as can be seen, comprises in essence the communicative institutions of a society, through which facts and opinions circulate and by means of which a common stock of knowledge is built up as basis for collective political action: in other words, the mass media, which since the eighteenth century have evolved into the main source and focuses of a society’s shared experience. The modern concept of ‘news’ developed precisely as a means of furnishing citizens with the most important information, from the point of view of their political activities, and of streamlining and guiding public discussion, functions which are taken for granted in contemporary print and broadcast journalism.

reference:
McNair, Brian., An Introduction To Political Communication Third Edition, London, Routledge, 1995, pp. 18-21.