Senin, 18 Januari 2010

KEKAYAAN



Suatu hari Nabi Muhammad SAW ditanya oleh seorang sahabat tentang harta kekayaan.
Beliau menjelaskan “barang siapa menumpuk harta melebihi kebutuhannya, berarti dia telah mengambil kematiannya sendiri tanpa disadari”

Hadis Rasululah di atas mengingatkan agar kita selalu hati-hati terhadap harta yang kita miliki.
Islam memang menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak harta kekayaan, namun dengan syarat-- harus digunakan untuk jalan yang benar dan baik.

Misal untuk kesejahteraan keluarga, untuk membantu saudara-saudara kita yang kekurangan dan seterusnya.

Khalid Muhammad Khalik, dalam bukunya Ahlullah menyebutkan bahwa Maimun bin Mahran pernah berkata,”Harta itu mempunyai tiga tuntunan. Jika seseorang selamat dari yang pertama, masih dikhawatirkan pula dari yang ketiga.
.
Pertama: hendaknya harta itu bersih ( halal dan tidak tercampur yang syubhat).

Kedua: hendaknya hak Allah (zakat) dipenuhi (dikeluarkan).

Ketiga: hendaknya dibelanjakan secara wajar (tidak dihambur-hamburkan dan tidak pula kikir dalam pengeluaran).

Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang kita melihat sekelompok orang berfoya-foya dan membelanjakan harta melebihi yang dibutuhkan. Mereka tidak lagi mempedulikan nasib orang-orang di sekitarnya yang serba kekurangan, padahal jauh hari Allah sudah mengingatkan,”Sesungguhnya harta dan anak-anaknya hanyalah cobaan (bagimu)…(QS. 64 : 15) “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.”(QS. 63:9).

Dan bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur”.(QS. 102:1)

Dalam buku Teosofia Al-Qur’an, Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa menumpuk harta melebihi kebutuhan dapat membinasakan diri sendiri. Itu katanya, kalau ditinjau dari tiga hal.

Pertama, menumpuk harta cenderung menyeret kita ke tebing maksiat dan kezaliman.
Ujian atau cobaan dengan kemewahan jauh lebih berat ketimbang kesengsaraan. Dalam keadaan kaya kita biasanya sulit untuk bersikap sabar.

Kedua, menumpuk harta cenderung mendorong kita untuk hidup melebihi yang kita butuhkan. Nabi SAW mengingatkan.”Cinta dunia pangkal segala kesalahan.”
Ketiga, menumpuk harta cenderung alpa berzikir kepada Allah. Padahal, kata Al-Ghazali:
Mengingat Allah adalah asas kebahagiaan di dunia dan akherat.