Kamis, 30 September 2010

Siapa Sahabat / Sekutu Kita.....?

Teman tidak pernah sama pentingnya dengan keluarga. Jangan mengacaukan loyalitas persahabatan dengan iikatan darah. Teman bisa kita beli dengan bermacam-macam uang. Keluarga itu abadi, kental dan encer, dalam pesta pora atau kelaparan, fino alla fescia, sampai ke akhir hayat – kecuali bagi orang-orang yang harus dikecualikan.

Masalah dengan teman ádalah ketulusan mereka. Jika kita biarkan, akhirnya mereka akan mengkhianati kita, dan kemudian mereka akan mengatakan pada kita secara Blak-blakan : “ Ini bukan masalah pribadi lho…, hanya bisnis semata.” Mereka akan selalu menekankan loyalitas tertinggi mereka pada uang dan kekuasaan dengan ungkapan yang sama : “ Bukan masalah pribadi, sungguh, hanya bisnis murni.”

Teman sejati akan kita ketahui, setelah mereka diuji. Sebelum itu jangan terlalu yakin. Selama segala sesuatu berjalan mulus bagi kita, ujian itu mungkin tidak perlu. Prinsip mengenai ujian ini tidak bisa ditawar, tetapi harus diakui dan ditindaklanjuti. Jangan sekali-kali percaya seratus persen pada siapapun. Mafioso sejati tidak punya teman, melainkan kepentingan.

Dapatkah kita membeli persahabatan dan loyalitas orang lain….? Machiavelli terpaksa mengatakan hal berikut tentang teman-teman dan nilai mereka bagi seorang pemimpin : “ Bisa dikatakan bahwa manusia pada umumnya tidak tahu terimakasih, serakah, suka menyimpang, cenderung menghindari bahaya, dan iri pada perolehan orang lain ; selama kita menguntungkan mereka, mereka sepenuhnya milik kita. Jangan mengandalkan persahabatan yang diperoleh melalui pembelian tapi tidak dimantapkan dengan cubitan.”

Jangan sekali-kali memberitahu teman kita betapa suksesnya kita, mereka tidak akan percaya kepada kita atau akan mencap kita sebagai pembual. Juga jangan mengatakan kepada teman kita betapa lesu usaha kita Sekarang; mereka akan bersorak sorai dan membocorkan rahasia kita kepada musuh-musuh kita, yang mungkin menganggap kesialan kita sebagai isyarat untuk bergerak menyikat kita. Dan jangan terlalu cepat mempercayai kata-kata teman kita tentang musuh-musuh kita.

Ketika kita menduduki posisi manajemen yang lebih tinggi, kita harus memiliki segala jenis teman yang kita butuhkan. Teman yang diperoleh setelah kita menjadi manager puncak harus dicurigai dua kali. Yang lebih kita butuhkan ádalah sekutu. Kita tidak harus menyukai sekutu-sekutu kita, sejarah penuh dengan contoh-contoh ini.


- Disadur dari buku “ Mafia Manager “
- Susahnya mencari sahabat sejati……